29 November 2022
PERSEPULUHAN
Uang adalah salah satu aspek kehidupan yang dibahas dalam Alkitab. Kitab Amsal misalnya membahas mengenai penggunaan uang, demikian pula Tuhan Yesus membahas mengenai hal ini. Tuhan Yesus antara lain mengatakan: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Mat 6:19-21). Oleh sebab itu, perlu untuk memahami apa kata Firman Tuhan tentang uang dalam hidup orang percaya, khususnya tentang Persepuluhan.
Alkitab, yakni Firman Allah yang hidup dan kekal mengamanatkan: "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai ber-kelimpahan." (Maleakhi 3:10).
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Firman Allah di Maleakhi 3:10 sudah jelas, bahkan seolah-olah Tuhan "menantang" kita untuk menguji-Nya (Bdk. Mat.4:7; 1 Kor 10:9), tetapi dalam kenyataannya ada gereja/orang percaya yang enggan melakukannya, atau sebaliknya, memberi persepuluhan dengan alasan dan tujuan yang salah.
Beberapa alasan yang lazim bagi mereka yang enggan memberi persepuluhan:
1. Bahwa persepuluhan hanya berlaku pada jaman Perjanjian Lama atau pada jaman Hukum Taurat
2. Bahwa pada jaman anugerah, kita tidak perlu lagi memberi persepuluhan, karena semuanya sudah selesai, telah tuntas dilakukan Yesus di atas kayu salib (Yoh 19:30)
3. Ketaatan kepada perintah Tuhan lebih perlu daripada memberi persepuluhan.
Sebaliknya, tidak sedikit orang percaya yang memberi persepuluhan dengan alasan dan tujuan yang salah, antara lain untuk mendapat imbalan berkat dari Tuhan, semacam "investasi", bahkan untuk "memancing" berkat yang lebih besar lagi!
Selain hal-hal di atas, masalah yang sering muncul adalah perihal penerima dan/atau pengguna persepuluhan di dalam gereja lokal. Apakah persepuluhan jemaat itu masuk ke dalam Kas Gereja, dan dengan demikian dikelola atau digunakan oleh dan untuk gereja, atau diterima dan dikelola oleh Gembala Sidang.
II. KAJIAN FIRMAN ALLAH
Persepuluhan dalam Perjanjian Lama
a. Persepuluhan dilakukan sebelum ada Hukum Musa. Abraham adalah orang pertama yang tercatat memberikan persepuluhan (Kejadian 14:18-20). Dia tidak memberikan persepuluhan karena diharuskan oleh Hukum; dia memberikan persepuluhan untuk menghormati Allah melalui perwakilan Allah, yaitu raja/imam Melkisedek. Kemudian Yakub melanjutkan pemberian persepuluhan sebagai persembahan syukur atas penyertaan dan berkat Tuhan yang melimpah (Kejadian 28:20-22). Jadi terlihat bahwa persepuluhan bukanlah sesuatu yang bermula dari Hukum Musa atau semata-mata karena Hukum Taurat. Persepuluhan adalah suatu prinsip yang telah dimengerti oleh umat Allah sejak permulaan, sebagai tanda penghormatan dan ucapan syukur kepada Tuhan, sumber segala pemberian yang baik dan anugerah yang sempurna (Yak 1:17). Ini adalah contoh yang baik bagi orang-orang percaya Perjanjian Baru, karena kita adalah anak-anak Abraham melalui iman (Roma 4:16-17).
b. Persepuluhan dilakukan di bawah Hukum Musa. Di bawah Hukum Musa, ada persepuluhan ganda. Orang Israel diharuskan untuk memberikan persepuluhan dari semua hasil mereka (Bil. 18:24-28; Neh. 10:38), dan tambahan lagi mereka diharuskan membawa persembahan di hari raya tahunan, yang disebut sebagai persepuluhan kedua atau persepuluhan hari raya (Ul. 14:22-25). Orang Israel juga diharuskan untuk memberi kepada orang-orang miskin (Kel. 23:11; Im. 19:10; 23:22). Dalam Maleakhi 3:8-12 Allah mengatakan bahwa mereka yang menahan persepuluhan sedang menipu Dia. Ini disebabkan karena dalam Hukum Musa, Allah mengatakan bahwa persepuluhan adalah milikNya.
Perjanjian Lama diberikan untuk menjadi contoh bagi kita (Roma 15:4; 1 Kor. 10:11). Rasul Paulus menggunakan sistem Musa tentang memberi sebagai otoritas bagi pengajarannya bahwa orang-orang percaya Perjanjian Baru harus mendukung para pengkhotbah Injil (1 Kor. 9:8-14). Tidak ada ayat Perjanjian Baru yang menghapuskan persepuluhan, bahkan ada ayat yang menyebut persepuluhan sebagai sesuatu yang harus dilakukan atau jangan diabaikan (Mat. 23:23).
Jadi, dalam jaman Musa, persepuluhan diberikan sebagai bukti ketaatan kepada perintah Allah dan bentuk loyalitas atau tanggungjawab umat terhadap keberlangsungan pelayanan.
Kita percaya, bahwa Alkitab, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu adalah Firman Allah yang hidup (Pengakuan Iman GBIS butir 1), yang berarti Alkitab mempunyai wibawa tertinggi dalam kehidupan gereja dan/atau orang percaya -baca: GBIS- maka tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan persepuluhan karena beranggapan bahwa persepuluhan "hanya ada" dalam Perjanjian Lama. Seandainya anggapan tersebut benar, bahwa persepuluhan hanya ada di dalam Perjanjian Lama, bukankah kita harus tetap menaatinya, seperti menaati perintah-perintah yang ada di dalam Perjanjian Baru karena Alkitab adalah Firman Allah? Ingat penegasan Tuhan Yesus: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." (Matius 3:15).
2. Persepuluhan dalam Perjanjian Baru.
Sekalipun kata "persepuluhan" lebih banyak/sering disebut dalam Perjanjian Lama (24 X), dibanding dalam Perjanjian Baru (6 X), namun Alkitab, yakni Firman Allah yang hidup dan kekal menyatakan, bahwa Persepuluhan MASIH ADA dan BERLAKU pada jaman Tuhan Yesus
a. Lukas 18:9-12
Tuhan Yesus mengungkap tentang adanya persepuluhan dalam sebuah khotbah-Nya, bahwa ada seorang Farisi yang berdiri dan berdoa dalam hatinya: " . . . aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku." (Lukas 18:9-12). Tentu perihal para Pemimpin Agama Yahudi memberi persepuluhan ini bukanlah semata-mata sebuah cerita fiksi, melainkan suatu keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dan telah diketahui oleh orang banyak sebagai pendengar-Nya. Kalau tidak demikian, maka Ia telah melakukan pembohongan publik. Dan hal itu tidak mungkin dilakukan oleh Yesus, Anak Allah (Bdk. Yohanes 19:4; Ibrani 4:15). Artinya, sebagaimana sudah diketahui oleh orang banyak, bahwa orang Farisi itu salah satu golongan/mazab Yahudi yang paling keras dalam melakukan perintah Allah/Hukum Taurat. Dan karenanya tentu hal praktek persepuluhan itu benar adanya.
b. Mat 23:23
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"
Tuhan Yesus menegor keras orang-orang Farisi yang memberikan persepuluhan tetapi mengabaikan hal-hal lain dalam Hukum Tuhan. Solusi yang Yesus tekankan bukanlah menghilangkan persepuluhan, tetapi bahwa keduanya perlu dilakukan. Dengan teguran tersebut secara tidak langsung Ia memberikan konfirmasi, bahwa pada jaman itu persepuluhan masih berlaku atau masih dipraktikkan. Dan kalau para pemimpinnya masih dan tetap membayar persepuluhan, tentu para pengikutnya atau umat juga melakukannya. Sekalipun apa yang para pemimpin agama Yahudi ini lakukan dicela Tuhan Yeus sebagai munafik.
Ada dua hal penting dalam Matius 23:23 di atas.
Yang pertama, celaan atau teguran Tuhan Yesus itu jelas BUKAN TERHADAP PRAKTEK PEMBERIAN PERSEPULUHAN, tetapi pada MOTIVASI PEMBERIAN PERSEPULUHAN! Yesus menegur mereka karena memberi persepuluhan dengan alasan dan tujuan yang keliru, yaitu hanya untuk dilihat manusia, supaya dipuji dan menjadi semacam pameran belaka! Bandingkan teguran Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit tentang berbagai praktik keagamaan orang-orang Yahudi (Mat 6:1-34).
Yang kedua, berisi pengajaran Tuhan Yesus, bahwa persepuluhan JANGAN DIABAIKAN atau dilalaikan (BIS) atau dibatalkan/dilepaskan, undone (KJV). Perhatikan frasa "yang satu, yakni keadilan, belas kasihan dan kesetiaan harus dilakukan dan yang lain yakni persepuluhan jangan diabaikan."
Jadi jelas, bahwa praktik pemberian persepuluhan masih ada dan berlaku pada jaman Tuhan Yesus, bahkan diingatkan-Nya untuk jangan diabaikan atau dilalaikan. Ingat akan pernyataan-Nya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." (Matius 5:17).
3. Pandangan bahwa ketaatan lebih penting dibandingkan memberi persepuluhan.
Salah satu ayat yang sering menjadi acuannya ialah Matius 7:21,"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
Benarkah pandangan tersebut? Tidak! Sebab kita tahu bahwa memberikan persepuluhan atau mengembalikan persepuluhan milik Tuhan itu ADALAH PERINTAH Allah. Selain dalam kitab Maleakhi 3:10 sebagaimana yang ditulis di awal tulisan ini, ada beberapa nats, antara lain: “Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN” (Imamat 27:30). Dan “maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan kepada TUHAN” (Ulangan 12:11). Maka sesungguhnya, setiap orang yang memberikan persepuluhan ke dalam rumah Allah TELAH dan SEDANG MELAKUKAN Perintah Allah! Atau dengan kata lain, MEMBERI PERSEPULUHAN ITU BUKTI DARI KETAATAN kepada Tuhan.
Sekalipun begitu, kita juga harus menyadari, bahwa
a. Persepuluhan itu BUKAN SATU-SATUNYA BUKTI/TANDA KETAATAN kita kepada perintah Allah. Persepuluhan tidak dapat mengganti ketaatan kita pada hal-hal lainnya yang dituntut atau ditetapkan Tuhan, misalnya berdoa, beribadah, mengasihi sesama manusia, dan memberi persembahan. Ingat teguran Yesus kepada para orang Farisi dalam Matius 23:23. Dan juga teguran Tuhan kepada raja Saul oleh Samuel: "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1 Sam 15:22.b).
b. Persepuluhan TIDAK MENGGANTIKAN PELAYANAN kita.
Seseorang yang sudah memberi persepuluhan bukan berarti tidak perlu mengambil bagian dalam pelayanan. Atau dengan kata lain, sekalipun seseorang sudah memberi persepuluhan, ia harus tetap mengambil bagian dalam pelayanan.
Alkitab mengajarkan, bahwa
- Ibadah yang sejati ialah mempersembahkan tubuh, atau seantero hidup kita kepada Tuhan (Roma 12:1; 1 Kor 6:20).
- Sebagai hamba yang telah diberi kepercayaan talenta maupun karunia rohani, maka kita wajib memperniagakannya (Matius 25:14-30).
- Setiap orang beriman harus dapat menempatkan diri menjadi bagian dari pembangunan rumah rohani bagi Tuhan. " . . . bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah." (1 Petrus 2:5).
4. Alasan dan tujuan memberi persepuluhan..
Ada beberapa alasan dan tujuan YANG SALAH dalam memberi persepuluhan.
a. Untuk "memancing" berkat Tuhan yang lebih banyak atau lebih besar lagi. Sekalipun memang ada janji Tuhan, bahwa bagi barangsiapa yang mengembalikan milik-Nya, maka Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat berkelimpahan (Maleakhi 3:10).
b. Jangan memberi dengan pamrih supaya dibalas Tuhan. Memang orang yang memberi persepuluhan akan diberkati Tuhan, tetapi jangan memberi persepuluhan dengan tujuan SUPAYA diberkati ("jiwa dagang"). Kita memberi persepuluhan KARENA kita telah diberkati, sebagaimana yang diikrarkan oleh Yakub putra Ishak di Betel: "Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (Kej 28:22). Ingat, bahwa persepuluhan itu adalah milik Tuhan, yang dikembalikan kepada Tuhan, bukan persembahan! Pdt. DR. Billy Graham mengingatkan, "Memberi persepuluhan sebenarnya belum memberikan apa-apa, karena memberi persepuluhan itu kita cuma membayar hutang-hutang."
c. Memberi persepuluhan, juga pemberian persembahan-persembahan lainnya, harus dilakukan BUKAN SUPAYA mendapat berkat atau imbalan dari Tuhan, melainkan KARENA taat kepada perintah Tuhan dan mengasihi-Nya. Sehingga pemberian itu dilakukan dengan sukacita dan rela dengan tujuan supaya Tuhan dipermuliakan dan pekerjaan-Nya diluaskan (bdk 2 Kor 9:7).
5. Ke mana atau kepada siapa persepuluhan diberikan.
Persepuluhan diberikan kepada/di Gereja di mana kita beribadah, atau di mana seorang beriman mendapatkan penggembalaan.
a. Ul 12:5-6, "Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi. Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu."
b. Maleakhi 3:10, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhanmu ke dalam rumah perbendaharaan-Ku, supaya ada persediaan makanan dirumah-Ku."
c. 1 Korintus 9:9-11, "Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?"
6. Mengenai bagian yang 90%
Sekalipun kita sudah memberi persepuluhan, kita tetap harus menggunakan yg 90% dari berkat Tuhan kepada kita sesuai dengan kehendak Tuhan dan untuk kemuliaan nama-Nya,
- 1 Kor 10:31, “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
- 2 Korintus 9:10, “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaran-Mu.”
Setelah kita mengembalikan sepersepuluh dari setiap berkat yang kita terima, maka yang sembilan persepuluh, 90%, itu adalah bagian kita, yang sebenarnya semua itu milik Tuhan (Markus 12:41-44 dan Lukas 21:1-4). Karena itu di dalam berkat yang 90% tersebut ada "roti untuk dimakan" dan "benih untuk ditabur atau dilipatgandakan." Jangan semuanya dimakan, karena bila demikian berkat itu akan habis. Tetapi bila kita taburkan sebagian, bahkan yang terbaik sebagai benih, maka itu akan melipatgandakan berkat yang kita terima.
Bdk. Lukas 6:38, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
- 2 Korintus 9:6, “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”
III. KESIMPULAN
Persepuluhan adalah perintah Allah yang tetap berlaku sampai sekarang, karena Allah yang memberi perintah adalah Allah yang tidak berubah, dan sabda-Nya atau perintah-Nya itu kekal sampai selamanya (Yesaya 40:8; Matius 23:23).
Persepuluhan bukan satu-satunya bukti ketaatan, namun memberi persepuluhan adalah bukti ketaatan dan hormat orang beriman kepada Tuhan, sumber segala/setiap berkat yang kita terima.
Memberi persepuluhan, sebagaimana ketaatan terhadap perintah Tuhan yang lain, mendatangkan berkat, namun memberi persepuluhan tidak boleh dilakukan supaya diberkati, tetapi oleh karena telah diberkati Tuhan. Oleh sebab itu seperti persembahan lainnya, memberi persepuluhan haruslah dengan rela hati bukan karena terpaksa.
Persepuluhan haruslah diberikan kepada atau di gereja di mana kita digembalakan.
Dewan Pengajaran
Badan Penghubung GBIS