29 November 2022
KONTROVERSI HYPER-GRACE
I. LATAR BELAKANG MASALAH
1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN HYPER-GRACE ?
Pada tahun 2015, terbit 2 (dua) buah buku edisi terjemahan bahasa Indonesia yang memperdebatkan Hyper-Grace (Hiper Anugerah, Hiper Kasih Karunia), kedua buku itu berjudul :
1. Hyper-Grace, Kasih Karunia Overdosis – Menyingkap bahaya Kasih Karunia Modern, Penulisnya Michael L Brown, Ph.D. Penerbit edisi Bahasa Indonesia adalah Nafiri Gabriel, terbit tahun 2015 –Michael Brown adalah pendiri dan direktur Fire School of Ministry dan pembawa acara talk show The Line of Fire di radio, yang setiap hari disiarkan ke Seluruh USA, dia juga pengarang buku yang sudah menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) buku.
2. Injil Hiper Anugerah, - Sebuah respon terhadap Michael Brown dan bagi mereka yang menentang pesan Kasih Karunia Modern. Penulisnya Paul Ellis. Penerbit edisi Bahasa Indonesia adalah Light Publishing, terbit September 2015 – Paul Ellis saat ini berdomisili di Selandia Baru, sebelumnya selama 10 (sepuluh) tahun menggembalakan gereja yang jemaatnya multikultur di Hong Kong. Dia seorang Profesor pemenang penghargaan di salah satu sekolah bisnis ternama di Asia dan Penulis buku Injil Dalam 20 Pertanyaan.
Ke-dua buku ini tentunya mengemukakan pendapat mereka masing-masing dengan berdasarkan kepada Firman Allah yang sama, topik yang diangkat adalah tentang Hyper Grace, Michael Brown berpendapat bahwa Ajaran Kasih Karunia Modern adalah ajaran Kasih Karunia yang over dosis / kelewat batas, pendapat ini kemudian disanggah oleh Paul Ellis dalam bukunya tersebut di atas.
Ajaran Hyper Grace Gospel (Injil Kasih Karunia) ini dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala di New Creation Church, Singapore, dengan rekan-rekannya antara lain : Clark Whitten, Steve Mc Vey, Andrew Farley, Rob Rufus, Paul Ellis dan para pengajar Kasih Karunia ‘Modern’ lainnya. Mereka sering menyebutnya sebagai ‘Grace Revolution’, ‘Gospel Revolution’ atau ‘Radical Grace’. Kelompok ini antara lain mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah mengerjakan segala-galanya bagi kita melalui Kasih Karunia/ Anugerah-Nya sehingga mereka menyatakan JESUS + NOTHING = EVERYTHING.
Di dalam bukunya, Paul Ellis menuliskan sebagai berikut :
“Injil Hiper Anugerah mengatakan bahwa semua berkat Allah datang pada kita secara gratis sebagai pemberian. Pengampunan adalah pemberian. Keselamatan adalah pemberian. Penerimaan adalah pemberian. Kebenaran adalah pemberian. Kekudusan adalah pemberian. Brennan Manning mengekpresikan ini dengan sempurna dalam The Ragamuffin Gospel (Injil Ragamuffin) : Anugerah memberitakan Kebenaran yang sangat menakjubkan bahwa semuanya adalah pemberian. Semua yang baik menjadi milik kita, bukan karena kita berhak, melainkan semata karena kemurahan yang luar biasa dari Allah yang penuh rahmat”.
Sepintas, kelihatannya pernyataan mereka ini benar, namun dalam penerapannya apa yang mereka sampaikan/ tuliskan, bisa membuat orang kristen berpendapat bahwa karena Kasih Karunia-Nya yang begitu besar sehingga kita tidak perlu lagi melakukan sesuatu hal, misalnya : memikul salib, menyangkal diri, menguasai diri dan meminta ampun atas dosa dan kesalahan yang kita perbuat bahkan yang belum kita perbuat, karena semua dosa-dosa itu sudah diampuni oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di Golgota. Memang dosa-dosa kita sudah ditebus oleh Yesus Kristus dengan darah-Nya yang mahal, harganya sudah lunas dibayar, namun apakah selanjutnya sama sekali tidak ada tanggung jawab yang harus kita lakukan ? Dalam hal inilah kemudian timbul permasalahan !
2. CIRI-CIRI AJARAN HYPER GRACE
Menurut Paul Ellis (dalam bukunya Hyper Grace Gospel/ Injil Hiper Anugerah – hal 38) perbedaan antara Pengkhotbah Ajaran Injil Hiper Anugerah dengan Ajaran Injil Campuran ( begitu Paul Ellis menyebut mereka yang tidak setuju dengan ajaran Hiper Anugerah) antara lain adalah :
2.1. Kita diselamatkan oleh Anugerah (Kasih Karunia) dan menjaganya oleh anugerah (tanpa perbuatan anda)
2.2. Percaya, rileks, berserah, mengandalkan, dipuaskan, menerima Yesus (tanpa mencoba lebih keras, berjuang, taat dan melakukan)
2.3. Pengampunan adalah : sudah selesai, dalam Kristus, kita diampuni selamanya.
2.4. Pengudusan adalah : Pemberian untuk diterima, buah untuk diolah (tanpa harus mengupayakannya)
2.5. Jadilah kudus karena : Di dalam Kristus anda memang kudus, itulah sejatinya diri anda
2.6. Kasih adalah : Tanpa syarat.Titik.
2.7. Keselamatan Kekal tergantung pada : kesetiaan Allah (tanpa tergantung kepada kesetiaan anda)
2.8. Anugerah adalah : Seluruh berkat Allah yang tergabung dalam Yesus Kristus
Masih ada pemahaman lain yang mereka kemukakan, yang tidak ditulis dalam tulisan ini, namun pemahaman yang tidak benar inilah yang perlu kita bahas dan jernihkan (klarifikasi). Pada kesempatan ini, kami Dewan Pengajaran Badan Persekutuan Gereja Bethel Injil Sepenuh tidak ingin terjebak dalam kontroversi antar dua kelompok ini dengan para pendukungnya, tapi kami ingin mengajak rekan-rekan Badan Persekutuan Gereja Bethel Injil Sepenuh untuk melihat apa yang dikatakan oleh Firman Allah tentang Kasih Karunia Allah itu, dengan harapan kalau Bapak / Ibu memiliki perbedaan pandangan dengan kami, dengan senang hati kami menerima masukan Bapak / Ibu.
II. KAJIAN FIRMAN TUHAN
1. KASIH KARUNIA DAN KEBENARAN
YOHANES 1 : 14 menyebutkan : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh KASIH KARUNIA dan KEBENARAN. Ayat di atas jelas menerangkan bahwa Yesus datang menjadi manusia dan diam di antara kita, Dia datang dengan penuh KASIH KARUNIA dan KEBENARAN (..full of grace and truth). Demikian juga dituliskan dalam YOHANES 1 : 17, bahwa KASIH KARUNIA dan KEBENARAN datang oleh Yesus Kristus. Jadi kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Oleh Kasih Karunia Allah memang kita telah diselamatkan, namun aspek Kebenaran harus secara bersama-sama melekat dalam diri orang beriman. Bahkan di dalam TITUS 2 : 11 - 14 dituliskan : “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini, dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.” Pertanyaannya adalah dengan cara bagaimanakah DIA mendidik kita ?
Jawabannya adalah dengan Firman-Nya yang adalah KEBENARAN (YOHANES 17 : 17) ? Tujuannya supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia ini, yang pada puncaknya untuk membebaskan diri kita dari segala kejahatan dan menguduskan kita sebagai umat-Nya. Hanya Firman yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan MENDIDIK ORANG DALAM KEBENARAN – 2 TIMOTIUS 3 : 16.Tanpa mengenal Kebenaran Allah dan hidup dalam Kebenaran Allah, kita akan mendirikan kebenaran diri sendiri dan tidak takluk kepada Kebenaran Allah – ROMA 10 : 1 – 3, dan tentu hal ini amat berbahaya,karena dapat menyesatkan banyak orang.
Kita semua telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, namun oleh KASIH KARUNIA telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus - ROMA 3 : 23 – 24, dan karena KASIH KARUNIA kita diselamatkan oleh iman, dan ini bukan hasil usaha / kebaikan kita, tetapi pemberian Allah, karena itu ingatlah jangan sampai kita memegahkan diri/ sombong - EFESUS 2: 8-9. Tidak dapat disangkal bahwa kita diselamatkan memang dan/ hanya oleh Kasih Karunia Allah, yang diberikan dengan cuma-cuma dan bukan hasil usaha kita, namun ada tugas yang harus kita kerjakan sebagai bagian kita, yakni mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (with fear and trembling)- FILIPI 2 : 12. Lalu bagaimana mengerjakannya ? Tentu dengan mentaati dan melakukan Firman Allah. Jelaslah bahwa Kasih Karunia Allah yang kita terima dalam Kristus itu harus ditindak-lanjuti dengan ‘mengerjakan’ keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita, disinilah peran kita sebagai orang percaya !
Dalam gambar di atas, dijelaskan menjadi seorang Kristen adalah Anugerah Allah dan tidak mungkin kita melakukannya, namun hidup sebagai seorang Kristen adalah tanggung jawab kita sebagai hasil dari proses perubahan (transformasi/metamorfosis) yang terus menerus dengan pertolongan Roh Kudus.
Rasul Paulus mengatakan : …Karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku – 1 KORINTUS 15 : 10.
Pada Ayat di atas Rasul Paulus menuliskan bahwa dia tidak menyia-nyiakan Kasih Karunia Allah yang telah dia terima dengan cara bekerja lebih keras daripada semua rasul yang lain, karena dia sadar betapa jahatnya dia di masa lalu. Dan kalau dia bisa memperbaikinya, itu juga karena Kasih Karunia Allah yang menyertai dia. Jadi Kasih Karunia Allah yang sudah kita terima tidak boleh disalah-gunakan untuk melampiaskan hawa nafsu dengan berbuat semau kita sendiri, tanpa mentaati Firman Allah yang merupakan Kebenaran Sejati (YUDAS 1 : 4 à Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus).
Menikmati Kasih Karunia Allah, tanpa kerinduan menuruti /melakukan Firman Allah yang adalah Kebenaran, akan membawa kita kepada suatu kondisi yang menyia-nyiakan Kasih Karunia Allah itu dengan melampiaskan hawa nafsu.
2. TANGGUNG JAWAB PENERIMA KASIH KARUNIA ALLAH
Orang beriman yang menerima Kasih Karunia Allah karena iman, tidak berarti bahwa ia tidak mempunyai tanggung jawab untuk memiliki hidup yang berkenan di hadapan Tuhan. Keseimbangan antara Kasih Karunia Allah yang diterima dengan tanggung jawab sebagai ‘manusia baru’ yang telah menerima Kasih Karunia itu harus ada dan nyata.
Iman yang benar pasti menghasilkan perbuatan yang benar, dijelaskan dengan baik di YAKOBUS 2 : 18 – 26, yang antara lain menyebutkan :
18) "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
20) Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong ?
22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain
26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Dengan demikian maka keselamatan berdasarkan Kasih Karunia Allah yang telah diterima dari Tuhan dengan iman, pasti menghasilkan perbuatan yang sesuai dengan iman tsb. Dalam MATIUS 21 : 28 – 32 antara lain disebutkan : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan JALAN KEBENARAN kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya (perhatikan juga apa yang dialami oleh Rahab dalam ayat di atas).
Firman Allah juga menjelaskan, bahwa TINDAK LANJUT dalam bentuk perbuatan iman, dapat kita lihat antara lain dalam ayat-ayat berikut:
1) 1 KORINTUS 9 : 24 – 25 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah ? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya ! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
2) 1 KORINTUS 9 : 26 - 27 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
3) 1 KORINTUS 15 :10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
4) 2 KORINTUS 6 :1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima
5) GALATIA 5 : 13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
6) FILIPI 2 : 12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir
7) 1 TIMOTIUS 6 : 11 – 12 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
8) 1 PETRUS 2 : 16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
9) YUDAS 1 : 4 Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
10) 2 TIMOTIUS 4 : 7 – 8 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Tindak lanjut sebagai tanggung jawab orang beriman sebagaimana disebut di atas, harus dilakukan oleh orang yang telah menerima Kasih Karunia Allah dalam bentuk Keselamatan, dan karena itu orang Kristen tidak lagi mencari Keselamatan, tetapi menindak lanjuti Kasih Karunia yang diterimanya melalui ketaatan pada Firman-Nya. Pada puncaknya kita harus dapat mengakhiri pertandingan dengan baik, harus dapat mencapai garis akhir, harus dapat memelihara iman kita sehingga Mahkota Kebenaran itu juga dikaruniakan kepada kita (bukan hanya untuk Rasul Paulus).
3. TAHAPAN KESELAMATAN
Keselamatan sebagai Kasih Karunia Allah berlangsung dalam 3 (tiga) tahap, yaitu :
1) DIBENARKAN (Justification) oleh Kasih Karunia Allah yang diberikan secara cuma-cuma dan bukan hasil usaha atau pekerjaan kita
2) DISUCIKAN (Sanctification) tahapan ini terdiri dari 2 jenjang :
a). Disucikan secara POSISI/ KEDUDUKAN, hal ini terjadi saat kita memberi diri disucikan dan telah dikuduskan dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus
b) Disucikan melalui sebuah PROSES yang berlangsung dalam kehidupan kita (pengalaman sehari-hari). Dalam proses ini Iblis bekerja keras untuk menggugurkan iman kita dengan berbagai upaya dan dalam berbagai bidang, termasuk gangguan dalam bidang ekonomi, sakit-penyakit dan kesucian hidup nikah/ sexual.
Dalam proses ini, dapat terjadi kesalahan/ kegagalan dalam kehidupan orang kristen yang memerlukan pengampunan dari Tuhan sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dalam MATIUS 6 : 9 – 12 : ’Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami…dst’.
Hal ini sesuai dengan Pengakuan Iman Gereja Bethel Injil Sepenuh butir 8 yang berbunyi : Kami percaya bahwa tiap-tiap anak Tuhan harus hidup dalam kesucian.
IBRANI 12 : 14 – 15 à Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
3) DIMULIAKAN (Glorification) tahap ini merupakan rencana Allah yang agung dan mulia, yakni menjadikan kita serupa dengan gambaran Anak-Nya serta melayakkan kita duduk di atas takhta kemuliaan-Nya bersama Kristus. Tahap akhir ini sekaligus menjadi puncak pengharapan kita sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus.
Perhatikan bagaimana Iblis bekerja keras untuk menggugurkan iman orang percaya :
Iblis mencari kesempatan , saat kita marah - EFESUS 4 : 26-27
Iblis menjalankan tipu muslihatnya yang licik & licin- EFESUS 6 : 11
Iblis membisikkan rencana dalam hati orang (Yudas) -YOHANES 13 : 2
Iblis dapat menyamar sebagai malaikat Terang - 2 KORINTUS 11 : 14
Iblis berusaha beroleh keuntungan atas kita – 2 KORINTUS 2 : 11
Iblis menggoda saat suami-istri hidup berjauhan 1 KORINTUS 7 : 5
Iblis seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsa – 1 PETRUS 5 : 8
Iblis menuntut untuk menampi kita seperti gandum – LUKAS 22 : 31 – 32.
Dalam LUKAS 22 : 31 – 32 tersebut di atas , Tuhan Yesus berkata kepada Simon Petrus : Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.
Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu ! Makna perkataan Tuhan Yesus ini dapat dipastikan bahwa iman seseorang (termasuk Petrus) dapat gugur, sehingga Yesus berdoa untuk dia agar supaya imannya jangan gugur. Dalam 2 KORINTUS 11 : 3, Rasul Paulus berkata : aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Semua ayat- ayat di atas membuktikan bahwa dalam proses penyucian (sanctification) itu, Iblis berusaha menggugurkan iman kita, sehingga kita gagal masuk tahap dipermuliakan (glorification) itu. Dengan demikian orang yang sudah menerima Kasih Karunia Allah, kalau tidak waspada terhadap tipu muslihat Iblis dimungkinkan untuk jatuh/ gagal masuk tahap dimuliakan (bersama dengan Yesus Kristus).
III. KESIMPULAN
1. Kasih Karunia Allah melalui penebusan Kristus Yesus, telah membenarkan kita dengan
cuma-cuma dan hal ini bukan hasil usaha kita (ROMA 3 : 24 & EFESUS 2 : 8).
2. Kasih Karunia Allah yang berdasarkan iman yang benar pasti akan menghasilkan perubahan hidup (transformasi).
3. Kasih Karunia Allah menghasilkan tanggung jawab untuk mentaati Firman Allah.
Dewan Pengajaran
Badan Penghubung GBIS